*sigh *tarik napas panjang....
30 Desember 2019
Merenung di
siang hari yang hujan,
di penghujung 2019 dan aku dihadapkan dengan banyak
sekali kehilangan.
Hidup itu
memang siklus,
Bahagia
tidak pernah bertahan lama,
Pun sedih
pasti akan datang menyapa.
Ada yang
datang, ada yang pergi,
Ada yang
tetap tinggal, ada yang tak pernah kembali.
Hidup itu
hakikatnya memang siklus,
Yang pernah
menemukan pada akhirnya akan kehilangan,
Yang kehilangan
pada akhirnya akan sampai kembali pada pertemuan.
2019,
Mungkin
jadi tahun terberat untuk semua orang,
Sementara
aku,
Aku banyak
sekali kehilangan.
Apapun yang
sedang ditimpakan,
Pertama-tama
aku ucapkan:
Terima kasih karena aku dan kalian sudah bertahan!
Terima kasih karena aku dan kalian sudah bertahan!
Yang kedua
aku ucapkan:
Terima kasih, karena kalian jadi bagian dari segala ketidaksempurnaan!
Terima kasih, karena kalian jadi bagian dari segala ketidaksempurnaan!
Too much
tears for this year,
Tapi aku
belajar banyak sekali,
Belajar memahami,
belajar merelakan.
Belajar melepaskan, mencoba mengikhlaskan,
Ternyata hidup adalah penerimaan.
Segala yang terjadi,
Membuatku
mengerti akan arti hidup ini,
Bahwasanya tidak
semua hal yang berarti,
Benar-benar
bisa aku miliki hingga abadi.
Teruntuk yang
pergi,
Terimakasih
sudah pernah mengisi,
Pernah jadi bagian
dari petualanganku ini.
Kenangannya
akan masih bisa ku ceritakan lagi,
Walau kosongnya
masih akan hinggap di hati.
Teruntuk
yang benar-benar pergi,
Mati dan tak akan pernah kembali.
Mati dan tak akan pernah kembali.
Senang bisa
mengenal jiwamu, merasakan sosokmu.
Walau sayup
tak sempurna untuk mengingatmu,
Atau terlalu
menyakitkan tak bisa bertemu di kala rindu,
Terima kasih
pernah hadir ke dunia...
Menuai cerita
sedemikian bermakna.
Teruntuk
teman-teman yang jarang bisa kusapa,
Kapan ya terakhir
kita berjumpa?
Aku rasa sudah terlalu lama.
Dulu pernah
melukis cerita,
Sekarang sesekali sering lupa,
Yang terlalu
canggung untuk saling bertanya;
“Sedang
sibuk apa?”
Atau
“apa kabar
hatinya?”
Teruntuk
yang masih bertahan,
Teruntuk
yang masih selalu mendengarkan,
Yang selalu
membawa sekotak tawa dan pelukan,
Membuka
ruang besar untuk keluh kesah dan perhatian,
Yang selalu
bisa menenangkanku hanya dengan sekadar mengirimkan konten humor dan meme recehan,
Yang selalu
bilang;
“Elin semangat ya, pasti bisa bertahan!”
“Elin semangat ya, pasti bisa bertahan!”
Atau yang
rela mengangkat teleponku di tengah malam,
Untuk mendengarkanku
meracau diiringi isak tangisan,
“Tolong
dengarkan, aku sedih, aku ditinggalkan”
Atau yang
terus menyokong untuk menguatkan
dengan selalu bilang:
“Kamu jangan khawatir berlebihan”
“Kamu jangan khawatir berlebihan”
Teruntuk kalian yang selalu tertawa pada humorku yang aneh dan tak lucu,
Teruntuk kalian yang
selalu punya waktu untuk balas chat-chat sampahku,
Teruntuk kalian yang
selalu merasa aku ini sinting tapi lugu.
Bersulang
untuk persahabatan,
Berulang
untuk tangis, tawa dan penderitaan.
Teman,
terima kasih untuk pundak dan uluran tangan,
Selamanya
aku akan selalu berhutang pelukan.
Teruntuk
teman-teman terbaik, jiwa-jiwa yang cantik.
Yang menjadi
keluargaku di 8 jam per 5 hari dalam seminggu,
Untuk kalian teman-teman kantorku.
Untuk kalian teman-teman kantorku.
Yang saling
menjaga ketika satu sama lain hampir patah,
Yang seolah
tak pernah habis suara tawanya,
Yang selalu
punya banyak sekali stok bahan bercanda,
Yang mengajarkanku
bahwa berbeda bukanlah problema,
Yang
benar-benar memberi warna,
Yang
membuatku selalu punya semangat kerja di setiap harinya,
Yang
membuatku merasa hidupku ada artinya.
Kalian kumpulan
manusia terbaik yang ada di bumi,
Mengapa perpisahan
diantara kita bisa hadir secepat ini?
Penghujung
2019 ini sungguh aku ratapi,
Ketika kita
memilih untuk saling pergi,
Bukan karena
tak pernah sejalan lagi.
Namun
karena sama-sama menyadari bahwa:
Tiap dari
kita berhak bahagia,
Untuk wujudkan mimpi dan cita-cita,
Untuk wujudkan mimpi dan cita-cita,
Walau harus
berjuang di jalan yang berbeda,
Terima
kasih pernah melukis cerita,
Terima kasih telah menyelipkan humor pada angka,
Terima kasih membuatku selalu menyukai bekerja.
Selamanya,
nama kalian akan punya tempat paling nyaman,
Di hatiku
yang diselimuti awan mendung dan kesepian.
Cuma kalian
yang mampu membuatku begini,
Membuatku merasa
liar dan benar untuk jadi diri sendiri.
Teruntuk
kehilangan yang menguatkan,
Teruntuk
tawa yang akan selalu jadi kenangan,
Teruntuk
hangatnya pelukan yang tak kembali bisa dihadirkan,
Teruntuk pulang dan pergi yang tak pernah bisa dilawan,
Teruntuk
diriku yang mulai terbiasa dengan kehilangan,
Teruntuk
aku yang berhenti berharap pada pertemuan.
2019
ditutup dengan kehilangan,
2020
disambut dengan kepergian.
(terus berkabar ya jika sinyal rindu menyala dan berbunyi wiu wiu wiu)
big thanks to:
rumah, yang nyatanya memang tempat paling hangat untuk pulang
sahabat-sahabat yang tak bisa ku sebut namanya satu per satu,
sahabat-sahabat yang sangat penyayang dan perhatian kepadaku,
yang selalu membuatku merasa penuh dan utuh.
yang selalu membuatku merasa penuh dan utuh.
sahabat-sahabat yang bisa jadi tempat bercanda paling nyaman sedunia,
juga jadi tempat berteduh paling syahdu se-antero jagad raya.
teman-teman kantorku yang luar biasa baik dan lucunya,
kumpulan manusia terbaik yang pernah dikirim ke dunia menjadi partner kerja.
teman-teman yang mengingatkanku untuk tetap melangit,
menjagaku dengan nasihat-nasihat baik.
kalian semuanya....
ah,selamanya aku akan cinta (((kirim pelukan virtual!))