Monday 30 December 2019

2019: Pertemuan dan Kehilangan



*sigh *tarik napas panjang....

30 Desember 2019

Merenung di siang hari yang hujan, 
di penghujung 2019 dan aku dihadapkan dengan banyak sekali kehilangan.

Hidup itu memang siklus,
Bahagia tidak pernah bertahan lama,
Pun sedih pasti akan datang menyapa.
Ada yang datang, ada yang pergi,
Ada yang tetap tinggal, ada yang tak pernah kembali.

Hidup itu hakikatnya memang siklus,
Yang pernah menemukan pada akhirnya akan kehilangan,
Yang kehilangan pada akhirnya akan sampai kembali pada pertemuan.

2019,
Mungkin jadi tahun terberat untuk semua orang,
Sementara aku,
Aku banyak sekali kehilangan.
Apapun yang sedang ditimpakan,
Pertama-tama aku ucapkan: 
Terima kasih karena aku dan kalian sudah bertahan!
Yang kedua aku ucapkan: 
Terima kasih, karena kalian jadi bagian dari segala ketidaksempurnaan!

Too much tears for this year,

Tapi aku belajar banyak sekali,
Belajar memahami, belajar merelakan.
Belajar melepaskan, mencoba mengikhlaskan,
Ternyata hidup adalah penerimaan.

Segala yang terjadi,
Membuatku mengerti akan arti hidup ini,
Bahwasanya tidak semua hal yang berarti,
Benar-benar bisa aku miliki hingga abadi.

Teruntuk yang pergi,
Terimakasih sudah pernah mengisi,
Pernah jadi bagian dari petualanganku ini.
Kenangannya akan masih bisa ku ceritakan lagi,
Walau kosongnya masih akan hinggap di hati.

Teruntuk yang benar-benar pergi,
Mati dan tak akan pernah kembali.
Senang bisa mengenal jiwamu, merasakan sosokmu.
Walau sayup tak sempurna untuk mengingatmu,
Atau terlalu menyakitkan tak bisa bertemu di kala rindu,
Terima kasih pernah hadir ke dunia...
Menuai cerita sedemikian bermakna.

Teruntuk teman-teman yang jarang bisa kusapa,
Kapan ya terakhir kita berjumpa?
Aku rasa sudah terlalu lama.
Dulu pernah melukis cerita,
Sekarang sesekali sering lupa,
Yang terlalu canggung untuk saling bertanya;
“Sedang sibuk apa?”
Atau
“apa kabar hatinya?”

Teruntuk yang masih bertahan,
Teruntuk yang masih selalu mendengarkan,
Yang selalu membawa sekotak tawa dan pelukan,
Membuka ruang besar untuk keluh kesah dan perhatian,
Yang selalu bisa menenangkanku hanya dengan sekadar mengirimkan konten humor dan meme recehan,
Yang selalu bilang;
Elin semangat ya, pasti bisa bertahan!
Atau yang rela mengangkat teleponku di tengah malam,
Untuk mendengarkanku meracau diiringi isak tangisan,
Tolong dengarkan, aku sedih, aku ditinggalkan
Atau yang terus menyokong untuk menguatkan
dengan selalu bilang:
Kamu jangan khawatir berlebihan

Teruntuk kalian yang selalu tertawa pada humorku yang aneh dan tak lucu,
Teruntuk kalian yang selalu  punya waktu untuk balas chat-chat sampahku,
Teruntuk kalian yang selalu merasa aku ini sinting tapi lugu.
Bersulang untuk persahabatan,
Berulang untuk tangis, tawa dan penderitaan.
Teman, terima kasih untuk pundak dan uluran tangan,
Selamanya aku akan selalu berhutang pelukan.

Teruntuk teman-teman terbaik, jiwa-jiwa yang cantik.
Yang menjadi keluargaku di 8 jam per 5 hari dalam seminggu,
Untuk kalian teman-teman kantorku.
Yang saling menjaga ketika satu sama lain hampir patah,
Yang seolah tak pernah habis suara tawanya,
Yang selalu punya banyak sekali stok bahan bercanda,
Yang mengajarkanku bahwa berbeda bukanlah problema,
Yang benar-benar memberi warna,
Yang membuatku selalu punya semangat kerja di setiap harinya,
Yang membuatku merasa hidupku ada artinya.
Kalian kumpulan manusia terbaik yang ada di bumi,
Mengapa perpisahan diantara kita bisa hadir secepat ini?
Penghujung 2019 ini sungguh aku ratapi,
Ketika kita memilih untuk saling pergi,
Bukan karena tak pernah sejalan lagi.
Namun karena sama-sama menyadari bahwa:
Tiap dari kita berhak bahagia,
Untuk wujudkan mimpi dan cita-cita,
Walau harus berjuang di jalan yang berbeda,
Terima kasih pernah melukis cerita,
Terima kasih telah menyelipkan humor pada angka,
Terima kasih membuatku selalu menyukai bekerja.
Selamanya, nama kalian akan punya tempat paling nyaman,
Di hatiku yang diselimuti awan mendung dan kesepian.
Cuma kalian yang mampu membuatku begini,
Membuatku merasa liar dan benar untuk jadi diri sendiri.

Teruntuk kehilangan yang menguatkan,
Teruntuk tawa yang akan selalu jadi kenangan,
Teruntuk hangatnya pelukan yang tak kembali bisa dihadirkan,
Teruntuk pulang dan pergi yang tak pernah bisa dilawan,

Teruntuk diriku yang mulai terbiasa dengan kehilangan,
Teruntuk aku yang berhenti berharap pada pertemuan.

2019 ditutup dengan kehilangan,
2020 disambut dengan kepergian.

(mengantar pergi dengan pelukan, aku harap kita semua akan dihujani kebahagiaan)

(terus berkabar ya jika sinyal rindu menyala dan berbunyi wiu wiu wiu)


*****

big thanks to:
rumah, yang nyatanya memang tempat paling hangat untuk pulang

sahabat-sahabat yang tak bisa ku sebut namanya satu per satu,
sahabat-sahabat yang sangat penyayang dan perhatian kepadaku,
yang selalu membuatku merasa penuh dan utuh.
sahabat-sahabat yang bisa jadi tempat bercanda paling nyaman sedunia,
juga jadi tempat berteduh paling syahdu se-antero jagad raya.

teman-teman kantorku yang luar biasa baik dan lucunya,
kumpulan manusia terbaik yang pernah dikirim ke dunia menjadi partner kerja.

teman-teman yang mengingatkanku untuk tetap melangit,
menjagaku dengan nasihat-nasihat baik.

kalian semuanya....

ah,selamanya aku akan cinta (((kirim pelukan virtual!))

Wednesday 2 October 2019

Takdir yang Dipilih


Tentang apa yang tertulis disana. 
Takdir tiap manusia telah tergantung di ‘Arsy-Nya. 
Kelahiran, ajal, rejeki, jodoh dan nasib menjadi rahasia yang telah terpatri di langit-Nya.
Dan jika saja, seseorang datang kepadamu memberikan sebuah buku, buku yang berisi tentang perjalanan hidupmu, akankah kamu membacanya? 
Atau bahkan akankah kamu membuka halaman terakhirnya?
Tidak, aku tidak akan pernah bertanya soal isi atau substansi. 
Tidak, aku tidak akan bertanya takdir apa yang dituliskan untukku, atau takdir orang lain pun tidak menjadi urusanku.
Yang menjadi teka-teki, adalah relevansi antara takdir dan usaha. 

Tentang apa yang tertulis disana, nyatanya tidak semua takdir mampu diubah.
Kelahiran dan kematian misalnya, setiap manusia tidak akan mampu mengambil alih dalam segala keputusan tentang kapan, dimana, serta dari keluarga mana ia dilahirkan. 

Pun begitu pula dengan kematian, setiap hamba akan menemui ajalnya. Di waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh-Nya. 
Dan sungguh, setiap jiwa tidak akan pernah bisa lari dari kematian, ajal siap menjemputmu tanpa pernah tau kapan.

Dan ketika jantungmu berhenti, hilanglah kesempatan untuk memperbaiki diri. Sudahkah menyiapkan bekal? Sudah cukup ampuhkah segala amalan?

Mari berbicara jodoh, pernah aku mempertanyakan;
apakah nama jodoh di Lauhul Mahfudz sudah terpatri tanpa pernah bisa diubah? 
Ataukah menjadi pilihanku dan menjelma kebaikan seiring aku berbenah?

berikut ini adalah ulasan obrolan whatsapp bersama Rosy Syahniar:

[09:10, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: hey say...
[09:10, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: tak critani, aku wingi mari moco2 dan aku nemu kesimpulan bahwa jodoh adalah takdir yang bisa kita pilih
[09:13, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: takdir adalah kejadian/hal yang menjadi ketetapan dan tdk bisa di ubah. contoh ajal dan rezeki. pasti. setiap nya bernyawa pasti mati, yang hidup pasti diberi rezeki. tapi caranya yang berbeda. kita memilih mati sahid atau enggak, kita ngambil rezeki dg cara halal atau haram
[09:13, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: sama kayak jodoh, jodoh pasti ada, karena Allah berfirman bahwa Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan
[09:14, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: berarti jodoh itu pasti, kita pasti akan dipertemukan dg banyak calon jodoh yang Allah beri untuk kita. tapi kemudian kita diberi pilihan. contoh
[09:16, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: kamu secara gak sengaja dipertemukan sm cowok, itu takdir. gak km rencanakan, dan datang tiba2. tapi kemudian, kamu memilih, milih mengenal lebih lanjut, atau cukup mengenal saat itu saja. itu pilihan mu. ketika km memutuskan tidak, maka Allah akan mempertemukanmu dg yang lain, kemudian km memilih lagi. seperti itu terus
[09:17, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: tapi satu yang pasti, km pasti akan menemukan jodohmu, karena Allah menjanjikan kalian berpasang-pasangan
[09:19, 14/2/2018] Rosy Syahniar Manurung: itulah sebabnya ketika km dipertemukan dengan seorang laki2, kemudian kalian dekat, libatkan Allah dlm menentukan pilihanmu. itulah fungsinya shalat istikhara, biar kita gak salah pilih.

*

Berikut ini adalah ulasan obrolan whatsapp bersama Fiqih Eka Saputri:

[20.29, 28/9/2019] Fiqih Eka Saputri: awakmu yakin gak lek ancen jodoh yaopo pun dipisah yo bakal mbalik, lek gak jodoh yo pasti bakal onok ae konflik dll sing bikin kita gak jodoh
[20.30, 28/9/2019] Fiqih Eka Saputri: tapi opo asline jodoh gak jodoh iku tergantung keputusan kita memilih dia sbg jodoh?
 [20.30, 28/9/2019] Elin Angelia: Tapi lek aku milih seseorang trs aku ditolak kan juga bisa. Berarti dia tidak menghendakiku sbg jodohnya
[20.32, 28/9/2019] Fiqih Eka Saputri: lah yo jadi  sebener e jodoh iku tergantung kita yg memilih dengan kehendak Allah opo yaopo?
[20.33, 28/9/2019] Elin Angelia: Kolaborasi 2 hal ini sawangane wkwkw au ah pusing
[20.33, 28/9/2019] Fiqih Eka Saputri: kayak misal onok wong sing lagek kenal langsung dikhitbah, lek dee nerimo yo jadi  jodoh.. lek nggak yo brrti gak jodoh
[11.01, 1/10/2019] Fiqih Eka Saputri: lek menurutku yo emang kamu sebetulnya dikasi beberapa pilihan
[11.02, 1/10/2019] Fiqih Eka Saputri: dan kalo jodoh gak kemana itu ya emang gak bakal kemana kalo jodoh
[11.03, 1/10/2019] Elin Angelia: soalnya kenapa?
[11.03, 1/10/2019] Fiqih Eka Saputri: tergantung kamu nya milih dia atau pikir" dulu smbil pilihan yg lain dtg
[11.03, 1/10/2019] Fiqih Eka Saputri: tapi rasa yakin buat memilih iku cuma bakal ada sekali
[11.09, 1/10/2019] Elin Angelia: tiap orang itu dikasih pilihan, dikasih semacam titik untuk bertanya di hati terdalam "pilih atau lewatkan?"
dan dari sana kita ambil keputusan untuk menjalani takdir berikutnya
[11.09, 1/10/2019] Elin Angelia: takdir yg dipilih
[11.09, 1/10/2019] Elin Angelia: benar
[11.09, 1/10/2019] Elin Angelia: 3 kata ini sudah mendeskripsikan semuanya
[11.30, 1/10/2019] Fiqih Eka Saputri: iyo jd sebener e iku ky kombinasi ngono


Dan dari diskusi ini, aku menyimpulkan;

Terkait jodoh, ternyata yang satu ini adalah perkara yang masih bisa diubah, tergantung ikhtiar kita.
Seiring perjalanan, Allah akan selalu menghadirkan kecenderungan. 
Dalam perjalanan kehidupan, tentu saja kita akan dipertemukan dengan banyak orang dengan berbagai tipe kepribadian. 
Yang baik akan senantiasa tertarik dan mampu melihat kebaikan, dan yang buruk hanya mampu diperlihatkan dengan hal yang sebanding dengan keburukan. 
Tak dapat dipungkiri bahwa inilah definisi ketertarikan sebagai sebuah kesebandingan. 
Maka inilah hakikat Q.S. An Nur ayat 26, yang baik dipasangkan dengan yang baik, yang buruk dipasangkan dengan yang buruk. 

Jatuh cinta adalah fitrah, hal ini lumrah. 

Lalu bagaimana selanjutnya? 

Memilih berhenti atau berlayar kembali, kamu memegang peran penting untuk menentukan nasibmu sendiri.
Yang jelas Allah selalu mengarahkan, menunjukkan, memunculkan getaran, membuka jalan, memberi kesempatan. Sungguh, segala peluang telah Allah berikan. 
Ternyata ini cuma soal pilihan. Pilih ambil atau lewatkan?
Dan yang menjadi pertimbangan, bahwa terkadang tidak ada jaminan bahwa apa yang ada di depan tidak sebaik apa yang telah kau lewatkan. 

Dan jika masih saja kau dilanda kegundahan, libatkan Allah dalam segala urusan.
Telah ditakdirkan bahwa semua diciptakan berpasang-pasangan, menjemputnya adalah pilihan. 
Pilih dengan cara yang diridhoi-Nya, bawa Allah dalam semua ikhtiar kita, lalu lengkapilah dengan Taqwa. 
Apa yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. 
Namun apa yang baik menurut Allah, disanalah kita akan meraih Ridho, dan Dialah yang akan menjamin segala urusan.

Kembalikan pada Illahi Rabbi. 
Sungguh Dialah yang Maha Membolak-balikkan isi hati, yang mampu mengubah cinta menjadi benci, maha mengetahui yang nampak maupun tersembunyi, Maha kuasa atas jalan hidup seluruh manusia di muka bumi ini.

Maka jika menikah adalah perkara separuh agama, bukankah esensi terbesarnya adalah ibadah?


<catatan kaki.>
Penting tapi gak penting untuk diketahui:
Kalo kalian teliti, chat WA ku sama Rosy itu Februari 2018, 1,5 tahun lalu memang :”)
jadi tulisan ini sudah jadi draft sejak 2018 temen-temen.
Cuma tidak pernah aku post karena tulisanku menggantung. Dan di akhir September 2019 aku baru menemukan titik terang setelah ngobrol sama Fiqih. Semula, tulisan ini mau aku kasih judul “Tentang Lauhul Mahfudz”, tapi kurang tepat rasanya. Sampai aku menemukan kata “Takdir yang Dipilih” untuk  judulnya. Tiga kata yang mampu mendeskripsikan ketika ada yang bertanya; “jodoh itu apa?”, jawabannya; “takdir yang dipilih” #UdahGituAja
(btw Takdir yang Dipilih ini juga nyomot dari temen gais :”))

*
Aku tidak berpengalaman soal ini, bagiku yang ini masih jadi teka-teki,
Tapi…
makasih lo temen-temen yang udah bantuin aku berteori
sampai akhirnya aku bisa menerbitkan tulisan ini.
Semoga menginspirasi :)


Monday 1 July 2019

Jera


Kau pikir rasaku tetap,
Yang ada aku sudah muntab.
Kau pikir rasaku masih sama
Sebenarnya getar itu sudah tak lagi ada

Kau pikir senyumku masih bermakna
Nyatanya sudah tak lagi bernyawa
Bagimu, cerita ini masih sama indahnya
Maaf, aku sudah jera dengan semuanya.

Semakin hari semua terasa bias
Aku tak selera untuk menuntut jelas
Kau bilang bahagiamu aku
Bagiku bahagiaku palsu

Sinarku redup,
Bersamamu aku tak pernah hidup
Beritahu aku bagaimana caranya lepas?
Melihatmu membuatku seolah terjebak pada batas

Aku ingin pergi
Berlari jauh tak akan kembali
Jiwa ini sudah lelah mengingkari
Asmaraku tak pernah lagi berapi-api

Mungkin aku harus cari alasan
Agar bagimu tak ada pilihan selain melepaskan

17/10/2018


catatan kaki.

(menemukan draft tulisan ini, membaca ulang mampu membuatku melayang.
masih terus berpikir dan mengorek, seolah ada memori yang hilang.
kok lupa, ya? ada apa, ada nama siapa?
tulisannya bernyawa, rasanya aku sudah lupa bahwa aku pernah patah dan sakit jiwa. hehe)

Sunday 30 December 2018

2018


Tentang  yang terulang,
Berulang
Kenang
Tak usang

Tentang hal baru,
Mengasahku
Menumbuhkanku
Menguatkanku

Tentang harapanku,
Masih abu
Ternyata semu
Tak kunjung temu

Masa lalu menyisakan cerita,
Masa depan menumbuhkan tanya;
Akankah semua baik-baik saja?
Akankah waktuku bermakna?


//
2018, hangat berselimut manis dan elegi.
Untuk yang datang dan pergi,
Untuk yang hilang dan kembali,
Untuk kopi, senja, sajak dan ditraksi,
Untuk segenap kisah yang tak akan terulang lagi,
Untuk cerita yang akan segera berganti,
Untuk getir yang mengasah serat-serat harap ini,

Terima Kasih.

- elin angelia, 31/12/2018 -

Monday 23 April 2018

Dialog antara Pencipta dengan HambaNya

- Dialog antara Pencipta dengan HambaNya -
oleh: Elin Angelia

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. Al Baqarah: 164)

Di dalam Al Quran, Allah seringkali menyindir manusia dengan berbagai kalimat perintah untuk berpikir, misalnya;
Afalaa ta’lamuun (apa kamu gak tau?)
Afalaa tub’shiruun (apa kamu gak liat?)
Afalaa tatafakkaruun (apa kamu gak mikir?)
Afalaa tatadabbaruun (apa kamu gak teliti?)
Afaala ta’qiluun (apa kamu gak telaah?)
Afalaa tasma’uun (apa kamu gak denger?)
Afalaa tub’shiruun (apa kamu gak liat?)
Afalaa tatafakkaruun (apa kamu gak mikir?)
Afalaa tatadabbaruun (apa kamu gak teliti?)
Afaala ta’qiluun (apa kamu gak telaah?)
Afalaa tasma’uun (apa kamu gak denger?)

Dan apabila kita pahami maknanya,
Bahwasanya, ini semua adalah dialog antara pencipta dengan hamba-Nya untuk menunjukkan kebesaranNya.
Bahwasanya, ini semua adalah cara Allah berkomunikasi dengan makhluk-Nya untuk menunjukkan keagungan-Nya.

Pernah gak sih kamu membuka mata, melihat dunia untuk sejenak saja terbesit, "adakah sosok yang tak ada dalam ketiadaan-Nya?"

Pernah gak sih kamu berpikir, bagaimana bisa matahari terbit dan tenggelam untuk kemudian muncul siang dan malam, siklus yang sama ini berulang setiap harinya... pernah gak sih kamu bertanya, bagaimana mungkin tak ada yang mengendalikan semuanya?

Pernah gak sih kamu bertanya, bagaimana mungkin hewan-hewan yang hidup di hutan, semut-semut kecil yang menjalar di pepohonan, ikan-ikan yang berenang di lautan dapat hidup dan berkembang dengan baik? pernah gak sih kamu berpikir, bagaimana mungkin alam raya ini terpelihara jika tak ada yang merawatnya?

Pernah gak sih kamu menganalisa, bagaimana bisa manusia tercipta sedemikian sempurna, siapa yang menciptanya? jika teori evolusi adalah jawabannya, pernahkah logikamu bertanya jika manusia adalah evolusi dari kera, bagaimana mungkin ketika manusia tercipta, kera tak enyah? Kera masih saja hidup saat ini, pun mereka tak menunjukkan gejala evolusi sama sekali. apa benar manusia produk evolusi? atau bahkan ada yang mencipta manusia-manusia itu sendiri?

Bukankah seharusnya memang ada sesuatu yang ada dalam ketiadaan-Nya?

Maka dalam kesempurnaan yang tercipta dalam seperangkat tubuh manusia, akal adalah sebuah anugerah. Akal dicipta agar manusia berpikir dan mengenalNya tanpa perlu Ia menjelaskan siapa diriNya, tanpa perlu Ia tunjukkan sosokNya. Karena tak akan pernah ada kata-kata yang mampu melukiskan kesempurnaaNya. Tak akan ada satu hal pun di dunia ini yang sebanding dengan keagunganNya.

Dan tentang bagaimana sosok-Nya, logika ku menjawab bahwa yang jelas Ia tak sebanding dengan apa-apa yang Ia cipta. Ia tak akan pernah mampu diserupakan dengan segalanya. Ia sempurna, Ia tunggal, tak serupa manusia, pun tak beranak dan diperanakkan. pun tak menjelma dalam bentuk anak Tuhan. Ia berbeda dari apapun yg ada di dunia, karena setitik saja kesamaan, tak akan pernah membuat-Nya luar biasa.

(24/4/18 renungan di atas meja kerja)

Friday 6 April 2018

Sajak Penghibur


Jangan gantungkan harapmu setinggi-tinggi,
Karena bisa saja kecewa yang kau dapati.

Jangan doktrin hatimu terlewat berbunga,
Karena kekecewaan itu dekat adanya.

Kan kemarin sudah kuingatkan,
Bahwa berharap kepada selain-Nya akan berujung kekecewaan.

Kan kemarin sudah kubilang,
Bahwa Semua harapan di dunia ini sifatnya gamang.

Dunia ini tak sempurna, sayangku…
Jangan jebak dirimu dengan harapan semu.

Kamu masih terlalu muda, sayangku…
Kecewa itu sungguh buang-buang waktu.

Maka teruntuk hati yang sedang bersedih,
Lihatlah… kamu tak sendiri.
Biar aku yang menemani,
Bersambut sajak-sajak penghibur ini.

Teruntuk hati yang lapang,
Aku percaya, disana masih ada ruang.
Kamu itu Bintang!
Jangan redup, tetap terang…
Karena kamu selalu dirindukan banyak orang
Tetaplah jadi tempat ternyaman untuk pulang

Ketika mentari tak lagi terasa hangat,
Sajak penghibur ini kubuat
Untuk hati yang sedang kehilangan semangat,

Ketika sakit meradang hingga ke sanubari,
Sajak penghibur ini didedikasi
Teruntuk hati yang harus melepasnya pergi.

Teruntuk hatimu yang tak tau arah…
Pun, untuk hatiku yang tak tau kemana harus bermuara…


- by. Elin Angelia -
06 April 2018, 15.09

----

Jangan ada kecewa,
Biar Allah yang atur segalanya, ya?

Monday 8 January 2018

METAMORFOSA

Melukiskan impian, memeluk harapan dan berujung kegagalan menjadi pembelajaran yang tak terlupakan.
Aku hancur, tapi tak benar-benar hancur.
Aku menyerah, tapi nyata-nyatanya ada secuil harap yang tersisa.
Maka inilah Turbulensi...
yang membuatku belajar untuk mengendalikan obsesi.
Dan tentang bagaimana jalan yang berliku, kehilangan tuju pikirku... 

Justru mampu membuatku semakin mengenal-Nya.
Tentang segala cara untuk merayuNya, 

Tentang doa dalam sujudku yang selalu diijabah-Nya, 
Dengan cara yang tak terduga, dengan jawab yang tak pernah kusangka. 
Apapun jawabanNya, ternyata ada berkah kebaikan di dalamnya. 
Sungguh, jika engkau memahamiNya, 
Bagaimana mungkin kau berpaling dan tak jatuh cinta?

Tentang apa yang datang dan pergi. 

Tentang apa yang hilang dan kembali. 
Tentang hal baru yang aku temui. 
Tentang orang-orang baru yang ku kenali. 
Teman-teman yang berjalan bersamaku di jalan taqwa, 
Sahabat-sahabat baru yang saling memeluk dalam dekap ukhuwah.
Terima kasih untuk yang telah datang...

Aku percaya, kalian akan mengambil peran menjadi kepingan cerita masa depan.
Dan teruntuk apa yang hilang, terima kasih telah meninggalkan kenangan.

Proses yang tak mudah,
Namun asaku tak akan pernah berubah.
Hanya saja, diriku kini tak lagi sama.
Rupanya aku bermetamorfosa.


-elin angelia-
CATATAN AKHIR TAHUN
(2017 adalah paradoks yang indah)
29/12/17, 4.18 PM